Dalam diskusi tentang
kesusastraan Islam, Sastra Jahiliyah hampir tak pernah luput dari
pembicaraan. Berdasarkan studi komparatif antara Sastra Arab pada
periode Jahiliyah dan periode-periode setelah munculnya islam akan
dapat ditarik kesimpulan mengenai peran islam yang begitu besar dalam
perubahan sosio-kultural bangsa arab. Kita akan menyaksikan bagaimana
sebuah bangsa yang sekian lama terjerembab dalam paganisme dan
dekadensi moral yang demikian parah dapat diselamatkan oleh Islam
menuju kehidupan yang penuh petunjuk dan kemuliaan.
Karya sastra pada
periode jahiliyah menggambarkan keadaan hidup masyarakat dikala itu,
dimana mereka sangat fanatik dengan kabilah atau suku mereka, sehingga
syair-syair yang muncul tidak jauh dari pembanggaan terhadap kabilah
masing-masing. Begitu juga dengan khutbah yang kebanyakan berfungsi
sebagai pembangkit semangat berperang membela kabilahnya, namun
demikian karya-karya sastra pada periode Jahiliyah juga tidak luput
dari nilai-nilai positif yang dipertahankan oleh Islam seperti hikmah
dan semangat juang. Hampir seluruh syair-syair dan khutbah pada masa
jahiliyah diriwayatkan dari mulut ke mulut kecuali yang termasuk
kedalam Al-Mu’allaqot, hal ini disebabkan masyarakat
jahiliyah sangat tidak terbiasa dengan budaya tulis menulis, pada
umumnya syair-syair jahiliyah dimulai dengan mengenang puing-puing masa
lalu yang telah hancur, berbicara tentang hewan-hewan yang mereka
miliki dan menggambarkan keadaan alam tempat mereka tinggal. Beberapa
kosa kata yang terdapat dalam karya-karya sastra jahiliyah sulit
dipahami karena sudah jarang dipakai dalam bahasa arab saat ini.
Natsr atau Prosa.
Pada periode ini terdapat beberapa jenis Natsr, diantaranya: Khutbah, wasiat , Hikmah dan Matsal.
Khutbah:
Yaitu serangkaian perkataan yang jelas dan lugas yang disampaikan
kepada khalayak ramai dalam rangka menjelaskan suatu perkara penting.
Sebab-sebab munculnya khutbah pada periode Jahiliyah
- Banyaknya perang antar kabilah.
- Pola hubungan yang ada pada masyarakat Jahiliyyah seperti saling mengucapkan selamat, belasungkawa dan saling memohon bantuan perang.
- Kesemrawutan politik yang ada kala itu.
- Menyebarnya buta huruf, sehingga komunikasi lisan lebih banyak digunakan daripada tulisan.
- Saling membanggakan nasab dan adat istiadat.
Ciri khasnya
- Ringkasnya kalimat.
- Lafaznya yang jelas.
- Makna yang mendalam.
- Sajak (berakhirnya setiap kalimat dengan huruf yang sama).
- Sering dipadukan dengan syair, hikmah dan matsal.
Contoh Khutbah :
Khutbah Hani’ Bin Qobishoh pada Pertempuran Dzi-Qorin
Kisra ( Raja Persia )
memaksa Hani bin Qobishoh Asa-Syaibani agar menyerahkan harta amanah
yang dititipkan kepadanya oleh Nu’man ibnul Mundzir-salah seorang
penguasa Irak-. Hani menolak permintaan tersebut demi menjaga amanah
yang dititipkan kepadanya sehingga terjadilah perang antara tentara
Persia dengan kabilah Bakr yang dipimpin oleh Hani, pertempuran
tersebut berlangsung pada sebuah tempat dekat Bashrah di Irak yang
bernama Dzi-Qorin, pertempuran tersebut akhirnya dimenangkan oleh
Kabilah Bakr, sebelum pertempuran tersebut berlangsung Hani’ membakar
semangat para pasukannya dengan perkataannya :
يا
معشر بكر , هالك معذور خير من ناج فرور, إن الحذر لا ينخي من القدر, و إن
الصبر من أسباب الظفر, المنية ولا الدنية, استقبال الموت خير من استدباره,
و الطعن في ثغر النحور, أكرم منه في الأعجاز و الظهور, يا أبا بكر :
قاتلوا فما للمنايا من بد
“Wahai sekalian kaum
Bakr, orang yang kalah secara terhormat lebih baik dari orang yang
selamat kar’na lari dari medan juang, sesungguhnya ketakutan tidak akan
melepaskan kalian dari ketentuan Tuhan, dan sesungguhnya kesabaran
adalah jalan kemenangan. Raihlah kematian secara mulia, jangan kalian
memilih kehidupan yang hina ini. Menghadapi kematian lebih baik
daripada lari darinya, tusukan tombak di leher-leher depan lebih mulia
dibanding tikaman dipunggung kalian, wahai kaum Bakr…..
Berperanglah!!!! Karena kematian adalah suatu kepastian.. “
Wasiat:
yaitu nasihat seorang yang akan meninggal dunia atau akan berpisah
kepada seorang yang dicintainya dalam rangka permohonan untuk
mengerjakan sesuatu.
Wasiat memiliki banyak persamaan dengan khutbah hanya saja umumnya wasiat lebih ringkas.
Contoh Wasiat :
Wasiat Disaat Dzul Isba’ Al-‘adwani kepada anaknya Usaid
Disaat Dzul
Isba’ Al-‘adwani merasakan ajalnya ia memanggil anaknya Usaid, ia
menasihati anaknya dengan beberapa nasihat demi mewujudkan kedudukan
yang mulia ditengah manusia dan menjadikannya seorang yang mulia,
terhormat dan dicintai oleh kaumnya. Ia berkata :
ألن
جانبك لقومك يحبوك, وتواضع لهم يرفعوك, وابسط لهم وجهك يطيعوك, ولا تستأثر
عليهم بشيء يسودوك,أكرم صغارهم كما تكرم كبارهم و يكبر على مودتك صغارهم,
واسمح بمالك, و أعزز جارك وأعن من استعان بك, وأكرم ضيفك, وصن وجهك عن
مسألة أحد شيئا, فبذلك يتم سؤددك
“Berlemah lembutlah
kepada manusia maka mereka akan mencintaimu, dan bersikap rendah
hatilah niscaya mereka akan mengangkat kedudukanmu, sambut mereka
dengan wajah yang selalu berseri maka mereka akan mentaatimu, dan
janganlah engkau bersikap kikir maka mereka akan menghormatimu.
Muliakanlah anak kecil mereka sebagaimana engkau mencintai orang-orang
dewasa diantara mereka, maka anak kecil tadi akan tumbuh dengan
kecintaan kepadamu, mudahkanlah hartamu untuk kau berikan, hormatilah
tetanggamu dan tolonglah orang yang meminta pertolongan, muliakanlah
tamu dan selalulah berseri ketika menghadapi orang yang meminta-minta,
maka dengan itu semua sempurnalah kharismamu.”
Hikmah:
Yaitu kalimat yang ringkas yang menyentuh yang bersumber dari
pengalaman hidup yang dalam, didalamnya terdapat ide yang lugas dan
nasihat yang bermanfaat.
Contoh_Hikmah:
آفة الرأي الهوى
“Perusak akal sehat manusia adalah hawa nafsunya.”
مصارع الرجال تحت برو ق الطمع
“Kehancuran seorang lelaki terletak dibawah kilaunya ketamakan“
Matsal : Yaitu
kalimat singkat yang diucapkan pada keadaan atau peristiwa tertentu,
digunakan untuk menyerupakan keadaan atau peristiwa tertentu
dengan keadaan atau peristiwa asal dimana matsal tersebut diucapkan.
Contoh Matsal :
سبق السيف العذل
“Pedang telah mendahului celaan.”
Bermakna “nasi sudah menjadi bubur” dimana celaan tidak akan mampu merubah kejadian yang telah terjadi.
Kisah Matsal:
Seorang Arab mengutus anaknya untuk mencari untanya yang hilang, namun
anaknya tak kunjung pulang, maka pergilah sang ayah untuk mencari
anaknya tersebut pada bulan haram, ditengah perjalanan ia bertemu
dengan seorang pemuda dan menemaninya, sang pemuda tersebut kemudian
berkata: beberapa waktu lalu aku bertemu dengan seorang pemuda dengan
ciri-ciri begini dan begini dan aku rampas pedang ini darinya, sang
ayah pun berfikir dan melihat pedang tersebut, barulah ia sadar bahwa
pemuda inilah yang membunuh anaknya, sang ayah pun menebas pemuda tadi
hingga mati, ketika masyarakat mengetahui hal tersebut mereka
mengatakan “ mengapa kau membunuh di bulan haram, sang ayah berkata :
سبق السيف العذل
“pedangku telah mendahului celaan kalian.“
Matsal ini kita ucapkan kepada seorang yang menyesali perkara yang telah lalu.
الصيف ضيعت اللبن
“Musim panas yang lalu engkau telah menyia-nyiakan susu yang ada.”
Kisah Matsal : Pada
suatu musim panas seorang lelaki tua menikahi gadis muda yang cantik
jelita, lelaki tadi memiliki begitu banyak unta dan kambing yang
senantiasa memproduksi susu. Akan tetapi wanita ini tidak mencantai
lelaki tua itu dan meminta untuk diceraikan, maka merekapun bercerai.
Wanita tadi akhirnya menikah dengan seorang pemuda yang tampan namun
miskin, tidak punya kambing apalagi unta, pada musim dingin wanita tadi
melihat sekawanan kambing milik lelaki tua mantan suaminya dan memohon
agar diberikan susu dari kambing-kambing tersebut, namun lelaki tua itu
menolak dan berkata الصيف ضيعت اللبن musim panas yang lalu kau telah menyia-nyiakan susu yang aku beri
Matsal ini diucapkan kepada seorang yang telah menyia-nyiakan kesempatan dimasa lalu namun kini mengharapnya kembali.
Syair
Dalam kehidupan
masyarakat jahiliyah syair memiliki kedudukan yang penting dan pengaruh
yang kuat sehingga masing-masing kabilah saling berbangga dengan
kemunculan seorang penyair handal dari kalangan mereka, mereka pun
kerap kali mengadakan acara khusus untuk menyaksikan dan menikmati
syair-syair tersebut.
Jenis-jenis syair pada masa jahiliyah :
- Al-Madh atau pujian.
- Al-Hija’ atau cercaan.
- Al-Fakhr atau membangga.
- Al-Hamaasah atau semangat yakni untuk membangkitkan semangat ketika ada suatu peristiwa semacam perang atau membangun sesuatu
- Al-Ghozal atau ungkapan cinta bagi sang kekasih
- Al-I’tidzar atau permohonan maaf.
- Ar-Ritsa’ atau belasungkawa
- Al-Washf atau pemerian yaitu penjelasan perhadap sesuatu dengan sangat simbolistik dan ekspresionistik
Al-Mu’allaqot
Adalah Qasidah panjang yang indah yang diucapkan oleh para penyair jahiliyah dalam berbagai kesempatan dan tema. Sebagian Al-Mu’allaqot
ini diabadikan dan ditempelkan didinding-dinding Ka’bah pada masa
Jahiliyah. Dinamakan dengan Al-Mu’allaqot ( Kalung ) karena indahnya
syair-syair tersebut menyerupai perhiasan yang dikalungkan oleh seorang
wanita. Para pujangga Al-Mu’allaqot berjumlah tujuh orang, yaitu :
- امرؤ القيس بن حجر الكندي
- زهير بن أبي سلمى
- طرفة بن العبد
- عنزة بن شداد العنسي
- عمرو بن كلثوم
- الحارث بن حلزة
- لبيد بن ربيعة
Contoh Syair Al-Mu’allaqot :
Diantara Hikmah Zuhair Bin Abi Sulma
Perang yang begitu dahsyat berkecamuk antara kabilah ‘Abs dan kabilah Dzubyan
hanya dikarenakan pacuan kuda, perang ini berlangsung hingga 40 tahun
lamanya, maka dua orang pembesar dari kabilah lain yaitu Haram bin
Sinan dan Al-Harits bin ‘Auf berupaya mendamaikan kedua kabilah
tersebut dengan menanggung kerugian akibat perang yang dialami oleh
kedua belah pihak, dan akhirnya perangpun berhenti. Hal ini memberikan
kekaguman yang luar biasa bagi diri Zuhair bin Abi Sulma sehingga ia
menciptakan sebuah Qosidah yang begitu indah dalam rangka memuji kedua
orang tersebut. Zuhair berkata :
سئمت تكـاليـف الـحياة ومن يعش ثـمانين حولا- لا أبا لك – يسـأم
وأعـلم مـا في اليوم والأمـس قبلـه ولكنني عن علم ما في غـد عـم
ومـن هـاب أسبـاب المـنايـا ينلـنه ولـو نـال أسباب السـماء بسلــم
ومن يجعل المعروف في غير أهله يـعــد حـمـده ذمـا عــليه فيـندم
ومهما تكن عند امرئ من خـليقة ولو خالها تخفى على الناس تعلم
لأن لـسان الـمـرء مـفـتـاح قــلـبه إذا هو أبدى مـا يـقول من الـفـم
لسان الفتى نصف و نصف فؤاده ولم يبق إلا صـورة اللحـم والدم
Aku telah letih merasakan beban kehidupan
Sungguh aku letih setelah hidup delapan puluh tahun ini
Aku tahu apa yang baru saja terjadi dan kemarin hari
Namun terhadap masa depan sungguh aku buta
Barang siapa yang lari dari kematian sungguh akan menemuinya
Walau ia panjat langit dengan tangganya
Barang siapa yang memuji orang yang tak pantas dipuji
Maka esok hari pujiannya itu akan disesali
Seorang manusia tentu memiliki tabiat tertentu
Walau ia sangka tertutupi pasti orang lain akan mengetahui
Itu karena lidah seseorang adalah kunci hatinya
Lidahnyalah yang menyingkap semua rahasia
Lidah itu adalah setengah pribadi manusia dan setengahnya lagi adalah hati
Tidak ada selain itu kecuali daging dan darah sahaja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar